Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan

Fujitsu Indonesia Merilis Primergy CX 400 S1 Multi-Node

Posted by CEO Kamis, 18 April 2013 0 comments
Sebagaimana Fujitsu slogan  "The Possibilities Are Infinite" Fujitsu Indonesia bertekad memperbesar penetrasi ke pasar korporasi. Melihat permintaan produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tetap tumbuh di pasar domestik.
Sektor manufaktur dan jasa keuangan akan menjadi fokus pengembangan pasar Fujitsu di 2013 ini. Terutama bagi perusahaan multinasional yang menanamkan modal di Indonesia. "Ini sesuai dengan kebijakan Fujitsu global," kata Achmad Sofwan, Direktur Utama PT Fujitsu Indonesia kemarin di Jakarta.
Lantaran berasal dari Jepang, Fujitsu akan menyasar perusahaan multinasional asal Jepang. Maklum, Jepang adalah investor terbesar kedua yang masuk ke Indonesia setelah Singapura.
Salah satu produk yang menyasar segmen korporasi adalah server. Kebetulan, Fujitsu sudah memasarkan server Fujitsu M10 yang memakai sistem operasi Oracle Solaris.
Sebelumnya, Fujitsu sudah melansir Primergy CX 400 S1 Multi-Node bulan lalu. Fujitsu mengklaim server ini bisa menekan biaya dan operasional perusahaan pemakai.
Untuk pasar korporat kelas menengah, Fujitsu akan memperkuat jaringan value-added partner. Saat ini, Fujitsu memiliki tiga distributor dan 15 mitra yang membidik segmen menengah di lima kota. "Sehingga mereka bisa melengkapi penawaran produk infrastruktur kami," ujarnya.
Sementara untuk pasar ritel khususnya perangkat keras, Achmad menilai pasar ini sudah cukup penuh sesak dengan persaingan yang ketat. Sehingga langkah fokus ke pasar korporat bisa menjadi jalan keluar untuk mencatatkan pertumbuhan pendapatan di atas pertumbuhan pasar TIK dalam negeri.
Untuk tahun ini, Fujitsu Indonesia menargetkan pendapatan bisa tumbuh di kisaran 17% hingga 20%. Pertumbuhan ini, ia klaim lebih tinggi ketimbang pertumbuhan pasar TIK nasional yang mencapai 16% saban tahun.
Selama tahun fiskal 2012 (Maret 2011-April 2012), secara global Fujitsu mencatatkan pendapatan sekitar US$ 54 miliar,

Baca Selengkapnya ....

Emas Sebagai Penangkal Inflasi

Posted by CEO Selasa, 02 Juni 2009 0 comments

Banyak orang percaya emas adalah produk investasi yang bisa menangkal inflasi. Dan memang, sejarah membuktikan emas akan diborong orang apabila terjadi kepanikan yang bisa membahayakan ekonomi negara, seperti inflasi tinggi, krisis keuangan, atau perang.

Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu. Inflasi bisa menggerogoti nilai uang Anda. Tulisan ini akan membahas tentang apa yang bisa Anda lakukan agar bisa menghadapi inflasi. Bila Anda bukan termasuk pengambil keputusan di pemerintahan, Anda mungkin tidak bisa ikut menurunkan tingkat inflasi. Yang bisa Anda lakukan sebagai individu, hanyalah bagaimana agar Anda bisa mengambil 'keuntungan' dari terjadinya inflasi tersebut. Bagaimana caranya? Saya menyarankan agar Anda melakukan investasi pada instrumen yang akan naik pesat apabila terjadi inflasi tinggi. Apa itu? Emas.

Ketika Cina diserbu Jepang pada masa Perang Dunia, rakyat Cina panik dan mereka berbondong-bondong menyerbu emas sehingga harga emas naik luar biasa. Di Indonesia, pada saat terjadi rush kebutuhan pokok di pasar swalayan pada 8 Januari 1998 (pagi hari sebelum pengumuman APBN oleh Presiden Suharto di hadapan DPR), harga emas juga langsung melonjak. Dalam selang satu dua hari saja, harga emas langsung naik kurang lebih sebanyak 1,5 kali. Dan harga tersebut, walaupun secara fluktuatif, cenderung naik terus waktu itu --sebelum akhirnya turun lagi ketika inflasi kembali berada di bawah dua digit.

Fakta membuktikan, bila terjadi inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi kenaikan harga emas. Statistik menunjukkan bahwa bila inflasi mencapai 10 persen, maka emas akan naik 13 persen. Bila inflasi 20 persen, maka emas akan naik 30 persen. Tetapi bila inflasi 100 persen, maka emas Anda akan naik 200 persen. Inilah kenapa Anda sebaiknya mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam bentuk emas. Ini karena emas dipercaya sebagai investasi penangkal inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin baik kenaikan nilai emas yang Anda miliki. Tetapi, patut dicatat bahwa harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah, bahkan cenderung sedikit menurun apabila laju inflasi di bawah dua digit. Jadi, emas hanya akan bagus bila terjadi inflasi moderat (dua digit), dan akan lebih bagus lagi bila terjadi inflasi hiper (tiga digit). Investasi emas

Emas tersedia dalam beberapa pilihan. Beberapa di antaranya yang paling dikenal adalah emas perhiasan dan emas batangan. Satu yang juga mulai populer di Indonesia adalah koin emas. Bila Anda berinvestasi emas untuk jangka pendek, biasanya akan sulit mendapatkan keuntungan kalau bentuknya emas perhiasan. Ini karena kalau Anda datang ke toko dan membeli emas perhiasan, Anda harus membayar harga emas plus ongkos pembuatannya. Nah, ketika suatu saat Anda menjualnya kembali, maka toko tidak akan mau membayar ongkos pembuatan dari perhiasan emas tersebut. Ia hanya akan membayar harga emasnya saja. Malah, masih untung sebetulnya kalau toko mau menerima emas perhiasan Anda. Beberapa toko kadang-kadang menolak penjualan emas perhiasan dari masyarakat. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah karena mereka takut kalau-kalau emas perhiasan itu tidak laku lagi apabila dijual. Jadi, kalaupun mereka membelinya lagi, mereka harus melebur emas tersebut. Karena itu, investasi dalam bentuk emas perhiasan lebih untung kalau disimpan untuk jangka panjang. Karena biasanya harga emas Anda sudah naik jauh dibanding ketika Anda membelinya.

Emas perhiasan tersedia dalam berbagai macam karat, di antaranya 18 - 24 karat. Untuk investasi, alangkah baiknya bila Anda memilih emas perhiasan senilai 24 karat. Ini karena kemungkinan emas perhiasan Anda bisa dijual kembali jauh lebih besar dibanding emas perhiasan yang 18 karat. Sekali lagi, investasi dalam bentuk emas perhiasan biasanya baru akan memberikan hasil yang menguntungkan dalam jangka panjang, bukan jangka pendek.

Investasi emas yang sekiranya cukup baik adalah investasi emas dalam bentuk batangan (emas logam mulia). Emas ini cukup baik bila dijadikan investasi, dan siapapun tak menyangkal bahwa emas batangan -berbeda dengan emas perhiasan- mudah untuk dijual kembali. Selain itu, emas batangan tidak meminta ongkos pembuatan seperti halnya emas perhiasan. Karena itu, bila Anda ingin melakukan investasi emas, maka tak ada salahnya Anda mempertimbangkan investasi dalam bentuk emas batangan.

Sumber: Detikcom

Baca Selengkapnya ....

Analysis SWOT: Tinjauan untuk Perusahaan

Posted by CEO Kamis, 07 Mei 2009 2 comments
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan analisis, baik dalam rumah tangga, pertemanan, hingga ke lingkup pekerjaan meskipun kita kadang tidak menyadari bahwa yang kita lakukan adalah cara berpikir secara analisis SWOT. Saat kita dihadapkan pada keputusan untuk memilih lebih dari satu alternatif, maka, secara esensi kita telah melakukan analisis SWOT. Salah satu contoh yang sering kita lakukan di kehidupan nyata sehari-hari, misalnya pada saat kita memutuskan akan menerima atau menolak suatu tawaran, kita pasti akan mempertimbangkan kebaikan, kelemahan, harapan dan resiko di masa mendatang dari pilihan-pilihan yang akan kita putuskan.
SWOT sederhananya tidak bisa lepas dari yang namanya keputusan untuk memilih. Permasalahan semakin kompleks jika pilihan yang akan kita ambil, merupakan keputusan yang sulit, dimana satu sisi mengandung resiko namun disisi lain juga punya peluang yang besar. Demikian pula halnya dengan banyaknya alternatif yang akan diambil dan sangat kompleks.
Di tulisan ini, saya akan membahas SWOT dalam lingkup perusahaan. Tulisan ini membatasi pada wawasan kerangka kerja SWOT sampai pada perumusan strategy.

SWOT

Analisis SWOT adalah merupakan identifikasi berbagai faktor baik internal maupun eksternal perusahaan yang mempengaruhi potensi bisnis dan daya saing perusahaan secara sistematis dan menyesuaikan (match) diantara faktor tersebut untuk merumuskan strategi perusahaan. Adapun definisi faktor eksternal dan internal, adalah sebagai berikut:

Faktor Internal

S - Strength (Kekuatan)
Sumberdaya, keahlian atau keunggulan lain yang relatif dengan pesaing dan kebutuhan pasar (konsumen) dimana perusahaan beroperasi;
W- Weaknesses (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keahlian, dan kemampuan yang mengganggu keefektifan kinerja perusahaan;

Faktor Eksternal

O - Opportunity (Peluang)
Situasi menguntungkan yang utama dalam lingkungan perusahaan. Tren kunci dan perubahan merupakan salah satu sumber peluang;
T - Threats (Tantangan)
Situasi tidak menguntungkan yang utama dalam lingkungan perusahaan. Tantangan merupakan penghambat untuk mencapai posisi saat ini atau yang diharapkan perusahaan.
Kerangka Kerja Pengukuran SWOT
Perusahaan yang akan menggunakan analisis SWOT dapat menggunakan kerangka kerja untuk mengukur SWOT yang dikembangkan oleh Boseman (1986). Adapun langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Mendefinisikan bisnisnya;
2. Mengidentifikasi peluang dan tantangan pada bisnis tersebut saat itu;
3. Menentukan key success factors pada bisnis, dimana area tersebut menuntut perusahaan mempunyai kemampuan yang cukup supaya dapat sukses dalam bisnis tersebut;
4. Perusahaan harus melihat ke dalam dan mengevaluasi kemampuannya pada area yang telah didentifikasi sebagai key success factors untuk bisnis tersebut (Boseman, 1986).
5. Mengidentifikasi pesaing terdekat dengan mengembangkan analisa strategic groups sebagai dasar untuk menentukan kekuatan dan kelemahan relatif perusahaan dibandingkan dengan pesaing terdekatnya (Thompson, 2001).

Orientasi analisis SWOT

Analisa SWOT berorientasi pada masa depan dalam menemukan strategi yang efektif. Berdasarkan orientasi tersebut, dapat dijelaskan lebih lanjut, yaitu:
1. Orientasi masa depan (eksternal –> internal)
Analisis SWOT dapat memproyeksi situasi bisnis atau posisi perusahaan di masa mendatang berdasarkan situasi saat ini karena adanya faktor peluang dan tantangan yang berada pada tren dalam lingkungan yang dinamis. Sedangkan faktor kekuatan merupakan competitive advantages yang dibutuhkan di masa mendatang untuk memanfaatkan peluang dan mensiasati tantangan yang berpotensi akan terjadi dengan mempertimbangkan faktor kelemahan yang harus diatasi. Orientasi ini berkaitan dengan sasaran yang ingin dicapai;
2. Menemukan strategi yang efektif (internal –> eksternal)
Analisis SWOT dapat membantu perusahaan dalam menentukan strategi yang tepat untuk memaksimalkan peluang. Analisis ini akan melihat sejauh mana perusahaan memanfaatkan kemampuannya dalam meraih peluang dan tantangan sebagai upaya memenangkan persaingan di industrinya. Orientasi ini berkaitan dengan upaya perusahaan mencapai sasaran secara efektif.
Orientasi tersebut merupakan cara berpikir strategis outside-in dengan bertindak secara proaktif dan antisipasif (responsif), memulai dengan gagasan akhir dalam pikiran, dan mengutamakan hal yang harus diutamakan (skala prioritas). Hal ini merupakan cerminan dari salah satu kebiasaan efektif yang merupakan ciri dari strategi pemasaran.

Keterbatasan Analisis SWOT

Secara umum, dalam praktek di lapangan, sering dijumpai beberapa keterbatasan dalam penerapan analisa SWOT, yaitu:
  • Rentan terhadap penyalahgunaan dan analisa yang dangkal (superficial) karena hanya menggunakan satu level analisis;
  • Menghasilkan daftar yang panjang dan seringkali menggunakan kalimat dan frase yang bermakna ganda;
  • Tidak digunakan bobot yang merefleksikan prioritas;
  • Faktor yang sama dapat ditempatkan dalam dua kategori karena perbedaan cara pandang terhadap peluang dengan tantangan atau kekuatan dengan kelemahan;
  • Tidak ada kewajiban untuk menguji opini dengan data dan analisis;
  • Tidak ada hubungan yang logis terhadap implementasi strategi.
Dasar pemikiran yang digunakan dalam upaya memaksimalkan hasil analisis SWOT dan meminimalkan permasalahan dan keterbatasan diatas, adalah: (1) Orientasi outside-in, dan (2) relevansi dan akurasi pada tingkat yang memungkinkan. Implikasi dari dua dasar pemikiran tersebut, adalah:
1. Mengembangkan analisa aspek eksternal dan internal secara mendalam dengan melakukan analisa pendahuluan pada tahap pengumpulan data. Tujuan analisis pendahuluan adalah untuk mengetahui tingkat kepentingan atau besarnya pengaruh yang diberikan oleh setiap aspek terhadap strategi pemasaran;
2. Memberikan penilaian terhadap faktor-faktor SWOT secara kuantitatif dengan menggunakan bobot dan rating. Penentuan besarnya bobot dan rating berdasarkan informasi dari hasil analisis pendahuluan. Hal ini sangat berguna untuk menentukan prioritas dari setiap faktor. Penentuan prioritas berkaitan dengan alokasi sumberdaya yang sangat penting dalam implementasi strategi pemasaran.
Key Success Factors (KSF)

Key success factors (KSF) merupakan implikasi dari proses me-match-kan perusahaan terhadap lingkungannya yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal perusahaan. KSF adalah area atau aspek-aspek yang merupakan potensi untuk memperoleh competitive advantage dalam suatu industri tertentu, terutama dalam hal-hal yang penting bagi kemampuan perusahaan untuk bertahan dan berhasil dengan sepenuhnya memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari tantangan yang dihadapi perusahaan.
Mengidentifikasi KSF pertama-tama dapat dimulai dari analisis konsumen dan permintaan. Siapakah konsumen perusahaan dan apakah yang mereka inginkan? Bagaimana cara konsumen tersebut memilih di antara perusahaan yang saling bersaing? Analisis kedua adalah persaingan dalam industri, apakah faktor struktural utama yang memicu persaingan? Apakah dimensi yang utama dari persaingan? Sampai seberapa ketat persaingan yang terjadi? Bagaimana cara perusahaan memperoleh posisi persaingan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing?
Informasi dari kedua hasil analisis tersebut kemudian diklasifikasikan dalam tiga aspek sebagai KSF perusahaan, yaitu:
1. Leverage of Phenomena; yaitu kemampuan perusahaan untuk menterjemahkan pemahamannya terhadap fenomena perusahaan ke dalam strategi pemasaran;
2. Marketing Variable; berhubungan dengan efektivitas elemen bauran pemasaran;
3. Decision Making; Seperangkat faktor yang mencerminkan kemampuan pengambilan keputusan dan menekankan informasi dan dukungan analitis sebagai keunggulan kompetitif.
Perumusan Strategy
Dalam meneliti Keunggulan dan Peluang dilakukan identifikasi variable-variabel yang merupakan kekuatan dan peluang yang kemudian digunakan skala likert atas lima tingkat yang terdiri dari:
Sangat baik (5), Baik (4), Cukup baik (3), kurang baik (2), dan Tidak baik (1)
Kemudian penelitian Tantangan dan Ancaman dilanjutkan dengan identifikasi variable-variabel yang merupakan kelemahan dan ancaman dari luar yang kemudian digunakan skala likert sbb:
Sangat berat (5), Berat (4), Cukup berat (3), Kurang berat (2), dan Tidak berat (1),

Analisis SWOT ini adalah membandingkan antara faktor eksternal dengan faktor internal, dimana selanjutnya, nilai rata-rata masing-masing faktor positif dibandingkan dengan faktor negatif baik di lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Hasil dari perhitungan tersebut, dituangkan dalam digram Cartesius.
Dari diagram Cartesius tersebut, dapat diketahui hasil analisis SWOT, sesuai dengan posisi dari hasil perhitungannya, yaitu:
Sebelah kiri atas -> Strategi Rasionalisasi (Turne around).Sebelah kanan atas -> Strategi Agresif (Growth).
Sebelah kiri bawah
-> Strategi Defensif.
Sebelah Kanan bawah -> Strategi Diversifikasi.



By: Beny Raja
Rujukan:
Boseman, Glenn, Phatak, Arvind, and Schellenberger, Robert e. (1986), Strategic Management: Text and Cases, New York: John Wiley & Sons, Inc.

Baca Selengkapnya ....